Temporaktif.com - tahun 2016 bisa dikatakan sebagai tahun dimulainya pergadangan bebas di ASEAN. Bukan hanya perdagangan, tetapi juga tenaga kerja asing pun bisa bersaing di dalam negeri. akan banyak tenaga kerja murah dan mungkin secara kualitas lebih baik masuk ke Indonesia. sudah siapkah kita bersaing? Satu hari sebelum hari kemerdekaan 17 agustus, saya bertamu ke rumah sahabat saya dan mengobrol mengenai aktivitasnya sebagai seorang tim leader di salah satu bangkel Astra Internasional di bandung.
Dia menceritakan kalau menjadi sorang leader itu tidak mudah, kebanyakan tenaga-tenaga kerja di kita berkerja dengan tidak sepenuh hati. Masuk jam delapan tapi datang setengah sembilan, mau di kasih tau tapi udah gede, masa kayak gitu aja mesti di tegur tiap hari? belum lagi kalau produktivitas kerjanya tidak meningkat, malah kendor dan sama seperti siswa-siswa yang sedang pkl.
Pertanyaannya jika MEA nanti benar-benar di terapkan di Indonesia, saya tanya jika kamu sebagai seorang manager SDM atau pimpinan perusahaan, mana yang akan dipilih, tenaga kerja asal Vietnam yang punya produktivitas bagus, atau tenaga kerja asal indonesia yang produktivitasnya seperti orang yang sedang perakter kerja lapang? Tentu perusahaan akan memilih menghentikan tenaga kerja lama dengan memberinya kompensasi 10 juta, kemudian mendatangkan tenaga kerja baru yang punya produktivitas lebih baik, jawab saya.
Tidak ada jaminan bagi para pegawai di swasta untuk tetep di pertahankan perusahan ketika perusahaan sedang mengejar produktivitas, sedangkan tenaga kerja asal indonesia sendiri tidak mempunyai etos kerja yang bagik. Pertanyaan untuk diri sendiri, jadi siapkah kita menghadapi MEA? Apa yang perlu kita lakukan untuk tak kalah bersaing dengan tenaga kerja asing nanti?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment